Iya, manusia pasti bisa merencanakan namun apa daya segalanya pastilah Tuhan yang memutuskan. Dari yang inginnya kuliah di kampus negri, tapi apa daya dari lima kali test kesana kemari namun hanya bisa terdampar di kampus swasta.
Mungkin keinginan seseorang bisa berubah-ubah dari yang dulunya sangat seneng ama yang berbau robot dan elektronika namun apa daya malah ga jadi gabung ke tim robot. 'namun apa daya' disini bukan berarti pasrah loh, tapi setelah berusaha dan itu kembali ke pengantar pertama pada tulisan ini.
Mengenai kerja jadi tukang koding ama orang itu juga satu hal lagi yang dulu ga kebayang pas kuliah. Dulu sih mikirnya ga usah gitu2 jg bisa sukses kok, orang dari 'ngepet' aja bisa dibilang lebih dari cukup. Tapi akhirnya kembali lagi kenapa jadinya sekarang kerja di perusahaan orang?
Menang olimpiade komputer pas sma sama sekali ga pernah kepikiran. Kuliah di jogja jg ga terpikir kok, apa lagi kuliah di kampus swasta. Kerja ama orang di sosial networking jg ga terpikir kok pas kuliah. Hem... tapi malam ini bisa saya simpulkan semua itu sudah ada garisnya. Yah, sepertinya mengalir begitu saja.
Kalo dulu ga dipilih ama guru SMA makilin ke Olimpiade komputer, mungkin ga kepincut ama yang namanya internet dan teman-temannya. Kalo dulu diterima di kampus negri mungkin ga kuliah di tempat kuliah orang berdasi, ga kenal ama yang namanya 'ngepet', dan mungkin sekarang masih nyari2 kerja ga jelas. Jangan salah teman2 satu angkatan SMA yang kuliah di kampus negri masih banyak kok yang nyari2 kerja gitu sementara di kampus swasta ini alhamdulilah pas belum lulus aja udah banyak nolak kerjaan.
Dulu pas mau masuk kuliah dan pas diskusi mau dikuliahin ato ga ama ibuk. Masih sempat mikir ntar klo abis lulus kuliah klo ga dapet kerjaan gimana yah begitu. 'Mengko ndak' malah 'nginsinke' sudah sarjana malah nganggur dirumah. Ya begitulah anggepan sinis di desa ku kala itu tentang kuliah. Tapi pas kuliah malah rada anti ama yang namanya terlalu terikat kerja ama orang dan cita-cita nya memperkerjaan orang. *tiap hari dicekokin jadi pengusahawan pas kuliah*
Impianya pas SMA itu ya kuliah klo ga di Malang ya di Surabaya yang kala itu di SMA sih yang paling bergengsi dan orang pinter2 itu ya ITS lah. Lagi-lagi kenapa kok saya terdampar di Jogja? Ceritanya jadi dulu kuliah di Jogja jg serba kebetulan pas akhir2 putus asa ga diterima dimana-mana dan sudah memutuskan untuk ngulang lagi test tahun depannya. Ada temen bos besar yang kuliah komputer di salah satu kampus swasta di Jogja. Karena di wajibkan kuliah dan ga boleh nunggu setahun ya apa boleh buat. Mikirnya Jogja itu mesti kota yang bosenin, eh di sini selain jatuh ati ama kotanya akhirnya jg nemuin pendamping disini :D *ga kepikiran dab...
Pemikiran seseorang itu terbentuk seiring waktu tergantung pada seberapa luas pengetahuannya dan dalam kondisi seperti apakah dia. Hubungannya ama keinginan ato cita-cita apa yah? Apa boleh cita-cita itu berubah-ubah gitu? boleh2 aja sih klo tak pikir2... asal kamu itu ga terkesan ababil *abg labil* tapi kamu lebih ke 'berkembang'. Dua hal itu berbeda loh. Jangan disalah artikan :P
Tiap saat ada masalah, ya memang bisanya cuman ngeluh kesana kemari. Dalem ati sih kok jahat banget sih kenapa aku gini. Jujur aja sampai saat ini aku juga banyak ngeluhnya, tapi pikir punya pikir ternyata dari pada musibah2 ato masalah2 lebih banyak kenikmatan atau 'bejo' yang Tuhan kirimin.
Buktinya sekarang masih napas lega, itu contoh terkicil tapi orang suka lupa sih. Nyoba ngingetin aja dulu saya pernah sakit gejala paru2 basah. Jadi tiap minum es atau keujanan pasti malamnya sesek napas semaleman. Dan di tiap malem mesti udah kayak pasrahin idup mati deh, syukur2 klo kebawa tidur soale ga ngerasain sesek napasnya.
Sekarang sih saya masih kerja jadi kuli coding ke orang, dan ternyata disini bisa belajar banyak. Dan ternyata belajar itu ga melulu tentang ilmu coding dan lain-lain, kita bisa belajar sabar belajar sikap dan belajar hidup di kota yang terkenal kejam tapi gimana bisa menjalaninya layaknya idup di kota nyaman pas kuliah dulu. Semoga esok bisa bikin usaha sendiri dan ngurangin orang nganggur, lagi-lagi sekarang belum kepikiran dari mana jalannya. Tapi bisa kerja bisa kuliah di swasta bisa ikut olimpiade bisa ke Bali itu juga ga kepikiran kok dulu.
Ngomong-ngomong soal ke Bali dulu pas SMA ada liburan bareng2 anak2 SMA ke Bali. Tapi ya begitulah karena ga ada duit, lebih milih duit nya di pake buat les biar masuk ke kampus Negri. *tp kampus negrinya ga ada yang mau nerima* Ga di sangka jg ada temen yang perlu bantuan ngerjain project di Bali, alhamdulilah di kasih pesawat PP ples uang saku...
So hidup ga perlu dipikir dab, jalanin aja dengan sebaik-baiknya. Yang perlu kamu pegang sikap mental positif aja. Inget hidup itu bukan masa lalu dan bukan masa depan tapi sekarang.
How manage your wish without looks overbearing
This tips is about how to manage your wish. Many people have wish and with 1000% those spirit will trying to get it. Usually the first is you will listing your wish in paper and stick on the wall. Every one trying to meet the target of their wish list.
But you will seen arrogant when you buy some luxury item like gadget and other that actually you do not really need it. For example, you want an iphone, a CRV car and an expensive gaming mouse. After few month you have enough money to buy an iphone and gaming mouse. Do you spend your savings to buy an iphone and a gaming mouse directly?
Previously I will tell my principles from my parent. And after I thinking this principles is true. Try to think, do you really need this stuff or not? before you buy it. Moreover if you buy it, your savings will be exhausted. This is accordance with my religion theory that any excess is not good.
Probably some of you are not agree with my principles. However this is me, I am more happy with low profile life style. How do you can fulfill all your desires that written in paper but seen not to be an arrogant?
First, same with the common way, you should write all of your wish on the paper and attach it on the your room wall. It aims to remind you where is your direction every time. So you do not forget and keep focus. After that save your money in bank, if you feel your money is enough to buy some of the item scratch your wish list one by one. If you do not need the item at this time, don't rush to spend your savings.
So you will have mindset that you have the item or your wish has been fulfilled. If you have need the stuff then spend part of your savings to buy it. You do not looks arrogant in front of your friend but you have done your wish list. :D
But you will seen arrogant when you buy some luxury item like gadget and other that actually you do not really need it. For example, you want an iphone, a CRV car and an expensive gaming mouse. After few month you have enough money to buy an iphone and gaming mouse. Do you spend your savings to buy an iphone and a gaming mouse directly?
Previously I will tell my principles from my parent. And after I thinking this principles is true. Try to think, do you really need this stuff or not? before you buy it. Moreover if you buy it, your savings will be exhausted. This is accordance with my religion theory that any excess is not good.
Probably some of you are not agree with my principles. However this is me, I am more happy with low profile life style. How do you can fulfill all your desires that written in paper but seen not to be an arrogant?
First, same with the common way, you should write all of your wish on the paper and attach it on the your room wall. It aims to remind you where is your direction every time. So you do not forget and keep focus. After that save your money in bank, if you feel your money is enough to buy some of the item scratch your wish list one by one. If you do not need the item at this time, don't rush to spend your savings.
So you will have mindset that you have the item or your wish has been fulfilled. If you have need the stuff then spend part of your savings to buy it. You do not looks arrogant in front of your friend but you have done your wish list. :D